
Makna filosofi hitam berarti permulaan itu mungkin dikarenakan hitam yg merupakan lambang Kedewasaan dan kematangan(disini
tdk ada hubungannya dengan umur). Disini para Sabuk hitam diharapkan
memiliki sudut pandang, sifat dan perilaku yg lebih dewasa dari
sebelumnya saat mulai latihan.
Sebagai analogi perbedaan sudut pandang dan sikap antara anak2 dan orang dewasa,
misalnya tentang perlunya makan sayur, mungkin anak2 mau makan sayur
hanya karena diperintahkan oleh orang tuanya saja, kemungkinan anak2
tidak suka makan sayur, dan kalau tidak diperhatikan orang tuanya
mungkin saja sayur yg harusnya dimakan itu akan dibuangnya, namun orang
dewasa walaupun dia tidak suka sayur, namun ia akan tetap makan sayur
walaupun tidak diawasi orang tuanya, karena dia tahu manfaat dari sayur
utk kebaikannya. Lebih dari itu karena pengetahuan atas manfaat sayur
itu orang dewasa akan lebih selektif dlm memilih jenis sayur dan cara
mengolahnya utk manfaat yg terbaik.
Bukankah ini sama seperti saat kita latihan di Dojang? awal2
sebagai pemula kita diharuskan belajar kuda2 contohnya lagi juchom
seogi. sebagai pemula sabuk putih kita belum mengerti manfaat kuda2, yg
kita tau kuda2 itu bikin pegel kaki kita aja, kalau bisa langsung aja
belajar tendangan terbang yg kereen, alhasil kalau Sabeumnimnya
memperhatikan kita, kita akan pasang kuda2 dengan tampang super duper
serius, tapiiii kalau Sabeumnimnya meleng sedikiiiiiit aja, langsung
kita luruskan dengkul kita istirahat "ngasooo" sambil berdoa
Sabeumnimnya meleng lamaan he he he.
Namun dengan beriringnya waktu dan upaya yg berjalan, wawasan dan pengertian kitapun berkembang menjadi lebih dewasa,
kita mulai lebih tahu pentingnya kuda2 dan betapa aplikatifnya
sebenarnya kuda2 itu. kita mulai berlatih lebih serius utk menjadi lebih
baik, dilihat atau tidak oleh Sabeumnim, kita akan tetap menekuk lutut,
walau pegal setengah mati tetap kokoh bertahan. Kita mulai
memperhatikan detail sekecil2nya utk meningkatkan teknik kita... alhasil
walaupun latihannya sama(ya memang sama kan) dengan berkembangnya kedewasaan kita, wawasan berkembang= perilaku berkembang= hasilnya pun berkembang.

Pada tingkatan Geup X sampai geup I kita
diperkenalkan dengan Taekwondo, namun diasumsikan karena wawasan kita yg
belum mengenal Beladiri maka hasilnya akan berbeda dibandingkan saat
mencapai tingkatan Dan, dimana kita merevisi, mengevaluasi dan memperdalam lagi teknik2 Taekwondo kita dari yg paling dasar sampai yg paling advance. Teknik dasar sabuk putih dan hitam tetap sama, namun hasil latihan dan pemahamannya tentulah berbeda.

Hasil pengulangan 1000 kali akan berbeda dengan hasil pengulangan 100.000 kali,
Terutama hasil pengulangan 1000 kali orang yg belum matang wawasan
Beladirinya, dibandingkan pengulangan 100.000 kali orang yg sudah mulai
matang dan dalam wawasannya tentang Beladirinya

Tingkatan dalam Taekwondo dimulai dari Geup 9 dan berakhir pada DAN 9.
Sistem Geup dalam Taekwondo turun 9-1 sedangkan sistem DAN naik dari 1
sampai 9. Sistem ini berasal dari kepercayaan Timur dimana semua bentuk
kehidupan turun dari langit, hidup di bumi, kembali ke tempat mereka
berasal. Dalam sistem desimal, 9 juga merupakan angka tertinggi.

Konon dahulu hanya ada satu warna sabuk saja, yaitu sabuk putih saja.
Saat seseorang mulai belajar beladiri, Ia akan memperoleh sabuk putih
yang akan diikatkan pada doboknya setiap kali berlatih. Sabuk putih ini
tidak boleh dicuci,..... dan dengan semakin seringnya berlatih, lama
kelamaan sabuk putih itu warnanya akan menjadi semakin gelap,.. dari
putih ke abu-abu, coklat lalu menjadi berwarna hitam karena bercampur
keringat, debu, darah dan air mata saat berlatih.
Sabuk hitam menjadi simbol dan pertanda kematangan dan kemampuan beladiri yang diperoleh melalui perjuangan
proses waktu yang panjang, pengorbanan, komitmen, dedikasi dan kerasnya
latihan yang telah dijalani seseorang dalam belajar Beladiri. Bukan hanya sesuatu yang bisa dibeli dengan uang semata.

Pada akhirnya Sabuk Hitam hanyalah sebuah sabuk, benda mati yang digunakan sebagai sebuah simbol,
lebih berarti dan bermakna adalah Integritas, perjalanan, dedikasi dan
perjuangan praktisi yang dilingkari oleh sabuk hitam tersebut.
"Jika praktisi tersebut Sabuk Hitam sejati, diikatkan sabuk
apapun dipinggangnya tidak akan menambahkan dan mengurangi kesabuk
hitaman praktisinya"
Jika pratisi tersebut bukan Sabuk Hitam sejati, diikatkan sabuk hitam
dengan garis-garis sebanyak apapun tidak akan pula menambahkan dan
mengurangi ketidak matangannya
"Sabuk Hitam itu isinya, bukan kemasannya"
Karena sesungguhnya Sabuk Hitam itu didapatkan, bukan dibeli. Sabuk Hitam itu butuh proses tidak Instan dan yang terpenting lagi, Sabuk Hitam itu tidak bersifat permanen sehingga
harus dijaga dan dipelihara dengan berlatih dan terus berlatih agar
kesabuk hitaman praktisinya tidak luntur dan turun tingkatan isinya

Setiap hari baru yg dianugrahkan Tuhan ke kita adalah dasar dan awal
utk mulai berlatih segala hal agar menjadi lebih baik, entah itu
Taekwondo atau yg lainnya
"Sabuk Hitam adalah Sabuk Putih yang tidak berhenti Berlatih"

"TAEKWONDO"..... "FIGHTING".................!!!!!!!!!!"
Sumber: FB Taekwondo Indonesia